Seberes sholat jumat saya bergegas menuju titik kumpul
rombongan di salah satu rumah kawan. Sesampainya disana kami langsung menaikan
carier dan logistic pendakian ke mobil. Selesai menaikan barang, kami meluncur
menuju ke tumpang basecamp sewa jeep. Perjalanan dari mojokerto menuju tumpang
memakan waktu 2 jam. Sebelum ke basecamp kami mampir ke pasar tumpang untuk
menjemput 3 kawan saya yang berasal dari Jakarta dan membeli logistic
pendakian. Setelah itu kami menuju basecamp untuk beristirahat.
Pukul 10 malam kami memutuskan untuk berangkat ke ranu pane
dengan alasan supaya bisa menyesuaikan suhu dan memudahkan registrasi keesokan
harinya. Untuk menuju ranu panee desa terakhir dibutuhkan kurang lebih 2 jam,
sesampainya disana kami menuju resort ranu pane untuk beristirahat menjaga
stamina keesokan harinya.
Seberes sholat shubuh kami packing ulang logistic pendakian,
membagi barang bawaan sesuai kapasitas carier yang ada. Pukul 8 pos registrasi
dibuka, setelah melewati antrian yang cukup panjang giliran kelompok kami untuk
verifikasi data. Tak disangka surat sehat dari salah satu kawan pendakian
bermasalah, alhasil pendakian yang semula dimulai pukul 9 harus terhambat
sampai jam 11 karena harus mengurus surat sehat lagi di puskesmas terdekat.
Jam tepat menunjukan pukul 11, terlalu siang untuk
perjalanan panjang ini. Setelah melakukan briefing, tanpa berlama-lama lagi
kami memulai pendakian, diawal pendakian kita akan disuguhi dengan hijaunya
sawah dipadu dengan bukit-bukit. Jalan cukup terjal langsung menyambut tanpa
basa-basi, dipadu dengan debu membuat kesan pertama yang kurang baik pada
pendakian ini. setelah tanjakan track pendakian mulai agak landai, namun terkadang masih menemui tanjakan. Setelah melalui 3 pos dan jembatan cinta, Tepatnya setelah 4 jam berjalan barulah kita
dapat melihat indahnya Ranu Kumbolo, tempat paling ikonik di semeru ini. Lelah di
perjalanan terbayar dengan keindahannya. Beristirahat sejenaka di pos 4 sambil
menikmati pemandangan ranu kumbolo dari ketinggian. Setelah puas menikmati panorama
kami menuju campground ranu kumbolo untuk mendirikan tenda dan beristirahat.
Pukul 10 malam baru bangun setelah istirahat yang cukup
lama, sebelum summit kami mengisi perut dengan bubur dan mie instan untuk
mencukupi karbohidrat. Pukul 11 malam kami baru beranjak dari campground. Gemuruh
kawah jogring saloko menyambut disertai dengan hujan abunya, untuk saya yang
baru merasakannya memang cukup membuat nyali ciut. Track pendakian mulai curam dan
berbatu, setiap 15 menit kami berhenti untuk memastikan kondisi rombongan agar
tetap aman. Sekitar pukul 2 kami sampai di batas vegetasi udara dingin mulai
terasa. Jalan Panjang dan curam terlihat didepan mata, disinilah pendakian
gunung semeru sesungguhnya. Beberapa anggota rombongan sempat kena mental dan
berpikir untuk kembali ke camp, namun setelah diberi semangat dan wejangan dia
pun melanjutkan perjalanan.
Track legendaris gunung semeru dengan pasir kerikilnya cukup merepotkan. Mungkin semboyan naik 3 langkah turun 2 langkah cocok disematkan pada track ini. Mental dan fisik benar-benar terkuras di track ini. Baru 10 menit berjalan kami beristirahat untuk mengatur nafas karena kadar oksigen yang semakin menipis, hal tersebut terus berulang selama perjalanan. Sempat di tengah perjalanan tertidur karena sangking lelahnya, untungnya dibangunkan kawan saya untuk melanjutkan pejalanan dan menjaga agar tubuh tetap hangat. Ya, kami hanya beristirahat sejenak karena kalau lebih dari 10 menit ditakutkan tubuh mulai dingin dan rentan terkena hipotermia. 3 jam berjalan baru terlihat pancaran sinar dari ujung horizon, namun puncak belum terlihat. Perlahan tapi pasti kami terus merangkak naik 1 jam kemudian terlihat pelakat untuk mengenang aktivis Soe hok gie dan bendera Indonesia di belakangnya, akhir dari perjuangan yang panjang. Rasa syukur dan takjub akan kuasa sang pencipta terus terucap.
Salam Lestarai…
Wani…!
2 Comments
Request cerita orang" meningal di gunung bang!
ReplyDeleteCerita nabi-nabi lebih seru ngab
Delete